Kendala dari dalam diri sendiri dalam bentuk lain adalah selalu mempertimbangkan perasaan dan pikiran orang lain. Misalnya, timbulnya rasa malu untuk berbicara dalam bahasa asing karena akan disangka orang lain sebagai tindakan yang arogan dan sombong. Budaya malu pada prinsipnya merupakan identitas masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal tersebut akan sangat positif nilainya apabila dapat ditempatkan pada posisi dan situasi yang tepat pula. Misalnya malu karena mencuri atau malu karena berbohong. Namun pada kenyataannya apabila dicermati lebih lanjut, budaya malu tersebut teraplikasi hanya pada sisi tertentu. Sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap kepribadian yang cenderung tertutup.
Bertolak dari hal tersebut, malu berbahasa dengan bahasa yang berbeda ternyata memberikan dampak yang cenderung merugikan. Stigma "Apa kata orang" akan selalu menjadi tembok kokoh dalam menghambat pengayaan kemampuan bahasa seseorang.
Bahasa Inggris tidak hanya sekedar Yes or No. Namun lebih luas dari pada itu. Koleksi bahasa yang lebih bervariasi akan sangat membantu seseorang dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan pergaulan. Kini bukan saatnya lagi menumpuk perhatian dan waktu yang lebih besar kepada "Apa kata orang". Fleksibel dan elastis, mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan sikap yang diperlukan untuk dapat mengembangkan potensi diri, sehingga mampu terbang lebih tinggi.
It will be easy if we think easy. It will be difficult if we think it difficult too.
Let's start to step and leave the worst in your back.
Never shy to say everything what you think of.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar